Tahun 2015 segera berakhir dan sudah waktunya kita melihat trend digital marketing 2016 yang akan segera datang. Sepanjang 2015 kita tentu melihat ada banyak perkembangan baru baik dalam ketersediaan fasilitas berteknologi tinggi dan pastinya perubahan perilaku manusia sebagai akibatnya, salah satunya interaksi di ranah digital yang terus-menerus memberi tantangan dan kesempatan baru dalam dunia marketing. Trend digital marketing merupkan salah satu hal yang mengalami perubahan sangat cepat.
Makin banyak kebutuhan manusia yang dapat dipenuhi melalui internet yang justru menimbulkan harapan baru akan lebih banyak lagi kebutuhan lain yang dapat dipenuhi dengan cara yang sama.
Bagaimana manusia bereaksi terhadap strategi dan teknik pemasaran juga terus berubah, membuat strategi dan teknik pemasaran semakin mudah menjadi kadaluwarsa dan ditinggalkan, dan pada akhirnya membuat kita yang berkecimpung di dunia digital marketing semakin dituntut untuk dapat melihat kedepan, memprediksi tren yang akan datang, dan mempersiapkan strategi, teknik, dan materi yang sesuai.
Berikut adalah 7 trend digital marketing tahun 2016 menurut sejumlah pakar dan praktisi digital marketing yang dirangkum olehsocialmediatoday.com.

7 Trend Digital Marketing 2016

1. Content Marketing Menjadi Primadona

content-for-digital-marketing
Untuk meraih sukses dalam digital marketing tahun depan kita benar-benar harus mengasah kemampuan kita alam menulis. Menyebarkan konten yang menarik dan bermanfaat melalui berbagai kanal digital merupakan cara paling efektif untuk meraih kepercayaan. Sepertinya konten yang informatif atau menghibur tetap menjadi yang paling banyak dibaca.
Melalui reaksi pembaca terhadap konten yang kita tulis kita bisa memahami keinginan mereka, menciptakan hubungan yang lebih dekat dengan calon pelanggan memberi kita kesempatan lebih baik untuk meraih keuntungan pada akhirnya.
Data yang dilansir Content Marketing Institute menunjukkan bahwa bahkan untuk pemasaran B to B pun strategi yang diperlukan meliputi social media, disusul instrumen-instrumen lain yang juga melibatkan konten seperti materi pada publikasi bisnis, newsletter, serta artikel dan konten pada website baik dalam bentuk tekstual maupun multimedia. Kecenderungan ini menunjukkan bahwa media pemasaran masal seperti iklan TV dan radio semakin menurun efektivitasnya.
Jadi untuk tahun 2016 yang akan datang, sebaiknya anda fokus pada mempublikasikan konten yang bermanfaat untuk kelompok sasaran yang terdefinisi dengan jelas.

2. Diversifikasi Kanal Social Media Marketing

Sampai sekarang kebanyakan pemain lebih memilih untuk berfokus dengan portal social media tertentu. Banyak alasan yang dikemukakan, entah lebih mudah, lebih efektif, konversinya lebih tinggi, dan sebagainya. Penggunaan portal lain biasanya dihindari atau asal-asalan, dengan alasan sebaliknya, susah, kurang efektif, konversinya rendah, dan sebagainya. Padahal kalau dicermati, pasti mereka yang sukses dengan portal tertentu itu juga bisa melihat bahwa ada banyak pemain lain yang sukses dengan portal yang dihindarinya itu.
Ada banyak yang sukses dengan Twitter, tapi mereka yang memilih fokus dengan Facebook, menganggap Twitter kurang menguntungkan dengan berbagai alasan. Sebetulnya sih wajar saja. Kalau tidak serius menggunakan, pasti terasa sulit, karena tidak biasa. Kalau tidak serus menggunakan, pasti kurang efektif, karena engagement-nya juga rendah. Kalau tidak serius, konversi pasti rendah, karena kita tidak menguasai strategi yang efektif, sebuah penguasaan yang hanya bisa berkembang seiring bertambahnya jam terbang.
Offline, reputasi perusahaan anda akan lebih tinggi jika anda beriklan di semua stasiun TV alih-alih hanya di satu stasiun TV saja. Online juga demikian, reputasi perusahaan anda akan lebih baik jika anda hadir di semua kanal yang tersedia.
Ke depan, pastikan anda melakukan diversifikasi untuk mendapatkan manfaat maksimal. Tidak hanya portal-portal social media besar yang sudah lama bercokol seperti Facebook, Twitter, dan LinkedIn, tapi juga yang lebih baru seperti Google+, Instagram, Tumblr, dan Pinterest. Beberapa portal baru popularitasnya melejit cepat dan menawarkan banyak inovasi yang dapat kita manfaatkan untuk berinteraksi dengan pelanggan dan calon pelanggan.

3. Kombinasi Teks dan Konten Multimedia

Peribahasa lama tetap berlaku sampai sekarang, satu gambar lebih “berbicara” daripada 1000 kata. Bayangkan kalau video yang biasanya terdiri dari setidaknya 24 gambar setiap detiknya, istilah teknisnya frame per second.
Banyak kanal social media sengaja berfokus pada konten multimedia, foto dan gambar seperti Instagram misalnya, dan video seperti Youtube. Sekarang pakar digital marketing semakin meyakini bahwa potensi foto, gambar, dan video jauh lebih besar daripada konten tekstual saja. Itulah yang membuat sekarang kita mungkin sering melihat pesan-pesan tekstual disajikan bersama gambar atau foto untuk memberikan penekanan lebih. Kita bahkan sudah mulai sering melihan pesan-pesan tekstual yang disajikan dalam bentuk gambar, infographic dan meme misalnya.
Teks mungkin memang akan tetap sangat penting, tetapi mengkombinasikannya dengan konten multimedia akan menjadi keharusan.

4. Sederhana

Orang sudah semakin muak dengan keramaian dan kesibukan. Mereka tidak lagi bisa menerima tambahan keramaian dan kesibukan di kepala mereka. “Males mikir!” mungkin ungkapan sederhana yang sangat tepat menggambarkan kondisi psikologis seperti ini. Kalau untuk menerima pesan-pesan pemasaran seperti iklan saja mereka harus memeras otak, mereka akan cenderung untuk melewatkannya.
Minimalis, termasuk dalam pesan pemasaran, sudah menjadi nafas dari banyak perusahaan terkemuka. Lihat saja Apple atau Google. Dan mereka terbukti sukses besar. Jadi tidak ada alasan kita tidak mengikutinya.

5. Go Mobile

Perkembangan teknologi perangkat mobile diimbangi semakin baiknya kualitas koneksi internet melalui jaringan seluler membuat semakin banyak orang mengakses internet melalui perangkat mobile seperti smartphone. Komputer dan laptop sepertinya semakin tersegmentasi pemakaiannya hanya untuk hal-hal yang serius dan benar-benar tidak dapat dilakukan melalui perangkat mobile.
Pernah melihat seseorang yang sedang bekerja dengan komputer sambil mengakses internet dan kanal social media melalui smartphone? Mungkin malah anda sendiri terbiasa melakukannya?
Artinya apapun yang anda sajikan di ranah digital harus bisa diakses dengan mudah melalui smartphone yang meskipun mungkin resolusinya sangat tinggi tetapi ukuran layarnya tetap saja jauh lebih kecil dibandingkan smartphone. Bahkan Google sekarang sudah mulai memberikan ranking lebih baik pada website yang mobile friendly untuk pencarian yang dilakukan melalui perangkat mobile.

6. Efektivitas Retargeting Semakin Meningkat

Data riset menunjukkan bahwa traffic yang terkonversi dari interaksi pertama hanya 2% saja. Retargeting membuat interaksi berulang dan karenanya meningkatkan potensi konversi.
Riset psikologi menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan calon pelanggan lebih tinggi bahkan kalaupun mereka hanya pernah melihat logo perusahaan anda sebelumnya.
Retargeting mungkin memang masih baru dalam dunia pemasaran termasuk digital marketing, tapi potensinya sangat besar. Karena itu mulailah mempelajari dan mengimplementasikannya karena retargeting akan menjadi bagian penting dari trend digital marketing 2016.

7. Interaksi Antara SEO dan Signal Social Media Akan Semakin Intens

Mungkin anda pernah mendengan sebagian praktisi yang mengatakan social media tidak berpengaruh pada SEO. Anda mempercayainya? Jangan! Kalau kita bicara link building, mungkin memang benar, link pada posting social media tidak diperhitungkan sebagai faktor yang mendorong peningkatan PageRank. Tapi memang fungsi social media bukan itu.
Social signal yang berpengaruh pada SEO adalah segalah hal yang menunjukkan perilaku pengguna social media terhadap website kita. Like, share, tweet, komentar, dan semua bentuk aktivitas di portal social media itulah yang penting.
Untuk lebih mudah memberi gambaran, mari kita bicara praktek. Menyisipkan link ke halaman web anda pada posting di Facebook tidak akan memberi efek apa-apa. Tapi kalau ada pemakai yang men-share halaman web anda, ceritanya akan lain. Kalau share tersebut banyak yang me-like, mengomentari, bahkan men-share lagi, ceritanya bukan hanya sekedar lain, tapi dahsyat.